MEMBANGUN BUDAYA BERSIH, SEHAT DAN INDAH DI LINGKUNGAN SEKOLAH MELALUI PEMBIASAAN POSITIF

 

Oleh :

 

DEASY EKA FATIMAH

 (CGP ANGKATAN 4 KELAS 26  KAB. BONDOWOSO)

 

Untuk membangun budaya positif dibutuhkan lingkungan sekolah yang nyaman, aman dan kondusif untuk siswa, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang, penuh semangat dan menyenangkan. Siswa juga dapat mengembangkan potensinya dengan bebas dan karakternya tumbuh dengan baik. Budaya positif dapat tumbuh dari pembiasaan-pembiasaan positif yang dilakukan secara terus menerus sehingga akan tumbuh kedisiplinan siswa yang kuat yang berasal dari dalam dirinya (motivasi intrinsik) karena menurut Ki Hadjar Dewantara, merdeka belajar dapat tercipta jika ada disiplin diri yang kuat dari murid. Budaya positif dapat terlaksana dengan adanya keyakinan atau kesepakatan kelas yang dibuat bersama oleh murid dan guru dengan memperhatikan kebutuhan murid dan berpihak pada kepentingan murid. Untuk membangun budaya positif yang utamanya adalah meningkatkan kedisiplinan murid, maka  dibutuhkan beberapa hal yaitu (1) Perubahan paradigma stimulus respon menjadi teori kontrol, (2) Pemahaman konsep disiplin positif yang dihubungkan dengan tiga motivasi perilaku manusia, serta konsep motivasi internal dan eksternal, (3) Pemahaman tentang pentingnya memiliki keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, yang pada akhirnya akan menciptakan budaya positif, (4) Pemahaman bahwa setiap tindakan murid dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yang berbeda-beda dan agar menjadi individu yang selamat dan bahagia, kebutuhan dasar harus terpenuhi secara positf, (5) Pemahaman tentang lima posisi kontrol dan menerapkan disiplin restitusi di posisi Monitor dan Manajer agar dapat menciptakan lingkungan positif, aman, dan nyaman dan dapat menghasilkan murid-murid yang lebih mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab. (6) Pemahaman dan menerapkan restitusi melalui tahapan dalam segitiga restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah agar menjadi murid merdeka.

Sebagai Calon Guru Penggerak saya tergerak dan bergerak melakukan aksi nyata untuk mewujudkan budaya positif, aksi nyata yang dilakukan di sekolah saya yaitu UPTD SPF SDN Wonokusumo 1 Bondowoso berjudul “ Membangun Budaya Bersih, Sehat dan Indah di lingkungan sekolah melalui pembiasaan positif”.

Latar Belakang dari aksi nyata budaya positif tersebut adalah :

  1. Adanya tujuan Pendidikan menurut filosofi Ki Hadjar Dewantara yaitu : Menuntun segala kekuatan kodrat anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, sebagai manusia atau anggota masyarakat. Tugas guru ada sebagai pamong yang menuntun, membimbing  dan memfasilitasi anak agar dalam proses tumbuh dan kembangnya, anak tidak salah arah, dan bisa bebas mengembangkan potensi serta membentuk budi pekertinya dalam proses merdeka belajar yang berpihak pada murid.
  2. Menurut Ki Hadjar Dewantara untuk menciptakan merdeka belajar dan budaya positif tersebut dibutuhkan disiplin positif yang kuat dari semua murid dan warga sekolah.
  3. Budaya positif juga dapat terwujud dengan adanya kebiasaan-kebiasaan positif yang dilakukan terus menerus hingga dapat membudaya
  4. Budaya positif dilakukan secara kolaboratif dan saling mendukung oleh semua warga kelas atau sekolah
  5. Budaya Positif dilaksanakan berdasarkan keyakinan/kesepakatan kelas, agar murid terbiasa disiplin dan bertanggung jawab dengan kesepakatan kelas yang telah dibuat bersama oleh murid dan guru.
  6. Kenyataan di sekolah saya bahwa tingkat kebiasaan positif yang dilakukan siswa masih rendah, siswa melakukan kebiasaaan-kebiasaan positif atau disiplin positif tersebut bukan dari motivasi intrinsik (dalam diri) tapi mereka melakukannya karena takut dihukum, takut karena ada guru, ingin dipuji guru dan teman, karena malu dengan teman

Tujuan diadakannya aksi nyata budaya positif adalah :

  1. Menumbuhkan sikap tanggung jawab murid terhadap kesepakatan/keyakinan kelas yang telah dibuat bersama dan berpihak pada murid
  2. Menumbuhkan karakter dan sikap disiplin yang kuat pada murid melalui budaya positif
  3.  Menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan kelas dan sekolah
  4. Menumbuhkan ide dan potensi murid melalui aspirasinya dalam membuat kesepakatan atau keyakinan kelas sebagai wujud dari budaya positif.

Tolok Ukur  atau tingkat keberhasilan dari aksi nyata budaya positif adalah :

  1. Prosentase murid yang melakukan piket kebersihan kelas dan keikutsertaan dalam melaksanakan kebersihan di sekolah
  2.  Prosentase murid yang disiplin membuang sampah pada tempatnya
  3. Tingkat kebersihan, kerapian dan keindahan kelas
  4. Tanaman di lingkungan kelas yang terawat, subur dan indah
  5. Prosentase murid yang memberikan pendapat saat membuat kesepakatan/keyakinan kelas

Dukungan yang dibutuhkan dalam melaksanakan aksi nyata agar dapat terwujud budaya positif di sekolah adalah:

  1. Teman sejawat /para guru dan Kepala Sekolah : Budaya positif dapat terwujud dengan adanya dukungan dan kolaborasi dengan teman-teman guru dan kepala sekolah
  2. Orang Tua Murid : Kerjasama dengan orang tua murid untuk menumbuhkan kedisiplinan murid dalam mewujudkan budaya positif
  3. Komite dan Pengawas sekolah sebagai motivator yang juga mengawasi perkembangan budaya positif di sekolah

Linimasa Tindakan  atau Rancangan tindakan aksi nyata dalam mewujudkan budaya bersih, sehat dan indah di lingkungan sekolah adalah :

  1. Berdiskusi dengan Kepala Sekolah dan guru-guru teman sejawat untuk pelaksanaan budaya positif yang dimulai dari kegiatan di masing-masing kelas sesuai kesepakatan/keyakinan kelas
  2. Mensosialisasikan kegiatan kepada murid, semua guru dan orang tua murid untuk mewujudkan budaya positif yaitu membangun budaya bersih, sehat dan indah di lingkungan sekolah
  3. Guru dan murid berdiskusi tentang hal-hal yang dapat menunjang terciptanya budaya positif terutama lingkungan kelas dan sekolah yang bersih, sehat dan indah
  4. Guru dan murid membahas kembali keyakinan kelas yang di dalamnya ada poin tentang kelas yang bersih, sehat dan indah
  5. Murid -murid melakukan kegiatan membersihkan kelas, membuang sampah pada tempatnya di kelas dan di luar kelas setiap hari
  6. Murid-murid merawat dan menyiram tanaman di lingkungan kelas dan sekolah setiap hari
  7. Murid dan warga sekolah melakukan kegiatan sekolah bersih, sehat dan indah dengan mengadakan gotong royong membersihkan seluruh ruang kelas, ruang guru, kantor Kepala sekolah, musholla, perpustakaan dan lingkungan sekolah setiap hari Jumat yang disebut kegiatan Jumat Bersih

 Pembelajaran yang didapatkan  dari kegiatan aksi nyata budaya positif adalah

  1. Pentingnya kerjasama dengan semua murid dalam membuat kesepakatan/keyakinan kelas
  2. Pentingnya kolaborasi dengan semua aset sekolah sebagai pendukung terwujudnya budaya positif
  3. Dapat meningkatkan tumbuhnya motivasi disiplin positif dalam diri murid

Rencana perbaikan yang akan di lakukan di masa mendatang adalah :

  1. Melakukan hal-hal positif yang mendukung terwujudnya budaya positif di sekolah secara berulang dan konsisten
  2. Lebih memahami potensi dan karakteristik murid secara psikologis
  3. Kerja sama dengan orang tua murid untuk memotivasi disiplin positif murid.

Komentar

  1. Good Idea. Semoga sukses dan dapat menularkan ilmu dan pengalamannya kepada yang lain

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA